Saturday, December 21, 2024

Sejarah Staklim Kalimantan Selatan

Sejarah Stasiun Klimatologi Kalimantan Selatan sangat erat kaitannya dengan sejarah Badan Meteorologi` Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen` Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.

Pada tahun 1866` kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma.

Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta` sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928.

Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930. Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945` nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho.

Setelah  proklamasi  kemerdekaan  Indonesia  pada  tahun  1945` instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara  Rakyat  Indonesia  khusus  untuk  melayani  kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika` dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.

Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil  alih  oleh  Pemerintah  Belanda  dan  namanya  diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu` ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia` kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia` Jakarta.

Pada tahun 1949 setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia World Meteorological Organization atau WMO dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO.

Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Dartemen   Perhubungan dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara.

Pada tahun 1965 namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika kedudukannya tetap dibawah Departemen Perhubungan Udara. Pada tahun 1972 Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan` dan pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen Perhubungan.Pada tahun 2002` dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002` struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen LPND dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.

Terakhir melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008 Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi` Klimatologi dan Geofisika BMKG dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen. Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi Klimatologi dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik  Indonesia saat itu Susilo Bambang Yudhoyono.

Seiring dengan kegiatan meteorologi klimatologi dan geofisika di Indonesia yang perkembangannya dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan pembangunan sarana dan prasarana pengamatan unsur meterologi dan klimatologi juga terus ditingkatkan. Salah satu wujud dari penambahan Stasiun itu adalah dengan dioperasikannya Stasiun Klimatologi Banjarbaru pada tahun 1973 yang dibangun di Jalan Unlam III No 3 Banjarbaru atau lebih tepatnya di area Universitas Lambung Mangkurat kampus Banjarbaru.

Seiring dengan berakhirnya MoU dengan Universitas Lambung Mangkurat pada tahun 2005 Kantor Stasiun Klimatologi Banjarbaru kemudian pindah di Jalan Trikora Banjarbaru yang terletak pada pada koordinat 3.46180 LS 114.84069 BT dan elevasi 48 mdpl. Sejak tahun 2022 berdasarkan Peraturan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika PERBAN No. 1 Tahun 2022 nomenklatur Stasiun Klimatologi Banjarbaru berubah menjadi Stasiun Klimatologi Kalimantan Selatan.

Loading