Press Release Prediksi Musim Kemarau Tahun 2025 di Kalimantan Selatan
Kamis (17/4/2025), BMKG Stasiun Klimatologi Kalimantan Selatan mengadakan acara Press Release Prediksi Musim Kemarau Tahun 2024/2025 di Kalimantan Selatan. Acara ini dilakukan secara online melalui Zoom dengan mengundang berbagai stakeholder, pers, praktisi, akademisi dan di Kalimantan Selatan. Tujuan acara ini memberikan gambaran dan pemahaman kepada masyarakat tentang prediksi musim kemarau 2025 di Kalimantan Selatan. Manfaat acara diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, pemerintah, dan sektor terkait tentang potensi dampak saat musim kemarau nanti, sehingga dapat menyiapkan langkah-langkah antisipatif yang diperlukan.
Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan doa. Sambutan pertama disampaikan oleh Kepala Stasiun Klimatologi Kalimantan Selatan, Klaus Johanes Apoh Damanik, S.T., M.P., dan dilanjutkan dengan sambutan serta pembukaan resmi oleh Direktur Informasi Perubahan Iklim BMKG, Dr. Fachri Rajab, S.Si., M.Si. Arahan beliau, musim kemarau tahun ini dengan kondisi Netral, sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim kemarau lebih pendek dari biasanya. Keadaan ini hendaknya tetap tak mengurangi kewaspadaan akan dampak negatif yang dapat ditimbulkan selama periode musim kemarau.
Materi utama disampaikan oleh Khairullah, M.Si., Pengamat Meteorologi dan Geofisika Madya Stasiun Klimatologi Kalimantan Selatan, yang memaparkan prediksi awal musim kemarau berkisar Berdasarkan pemantauan BMKG, musim kemarau diperkirakan mulai terjadi Mei hingga Agustus 2025, dengan wilayah paling barat diprediksi mengalami kemarau lebih awal. Puncak musim kemarau secara umumnya terjadi pada bulan Agustus, namun di wilayah timur Tanah Laut, sebagian Tanah Bumbu dan sebagian Kotabaru dapat berlangsung pada bulan Oktober. Musim kemarau tahun ini diprediksi bersifat Normal dengan durasi umumnya antara 7 hingga 9 dasarian (70–90 hari).
Musim kemarau akan terjadi secara bertahap dan dalam periode tertentu. BMKG Kalimantan Selatan merekomendasikan agar seluruh pihak mulai mempersiapkan langkah-langkah mitigasi dampaknya terintegrasi dan sektoral. Mengantisipasi dari sektor pertanian, potensi kebakaran hutan lahan, antisipasi kekeringan dan pengelolaan sumber daya air.





