Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tematik : Pemanfaatan Informasi Iklim dan Teknologi untuk Pengendalian OPT
Rabu (12/11/2025), BMKG Kalimantan Selatan bekerja sama dengan BPTPH Kalimantan Selatan mengadakan kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tematik Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2025 dengan tema ”Pemanfaatan Informasi Iklim dan Teknologi Adaftif untuk Pengendalian OPT Efektif dan Berkelanjutan”. Acara ini dibuka oleh Kepala Balai Besar MKG Wilayah III Cahyo Nugroho, S.E., S.Si. Acara SLI ini dilaksanakan dengan narasumber dari BMKG, BPTPH, BRMP dan ULM. Peserta kegiatan SLI adalah para Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) wilayah kerja Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Tanah Laut, Kota Banjarmasin dan Banjarbaru bertempat di Aula BPTPH Provinsi Kalsel.
Pemateri pertama dari BMKG Kalsel, Khairullah, S.P., M.Si. menjelaskan tentang peranan iklim dalam dinamika OPT. Perubahan iklim nyata terjadi terlihat dengan peningkatan suhu global di permukaan bumi, anomali pola hujan dan peningkatan kejadian ekstrem, berdampak langsung pada sektor pertanian, mengganggu pola tanam dan meningkatkan risiko ledakan OPT. Untuk dapat mencapai ketahanan pangan, maka solusinya melalui adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Implementasi pertanian cerdas iklim dengan integrasi pemanfaatan informasi iklim BMKG dan pengelolaan OPT melalui Protection Smart akan sangat membantu. Penguatan pemahaman POPT tentang cuaca dan iklim sebagai penghubung informasi teknis ke petani melalui kegiatan Sekolah Lapang Iklim dan Literasi Iklim. Peranan mereka sangat penting dalam pengendalian hama terpadu, pengamatan alat cuaca, membantu dalam peringatan dini dan penyambung informasi cuaca iklim ke petani.
Pemateri kedua dari ULM (Universitas lambung Mangkurat) Program Studi Proteksi Tanaman, Dr. Muslimin S., S.P., M.Si. menyampaikan tentang strategi pengendalian terpadu OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) pada budidaya padi berkelanjutan. Beliau menjelaskan pengelolaan OPT pada budidaya padi, terutama di lahan rawa, harus dilakukan melalui pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang berkelanjutan. Lahan rawa memiliki potensi besar untuk ketahanan pangan , tetapi menghadapi tantangan pengelolaan air yang sulit dan kesuburan tanah yang rendah.
Pemateri ketiga dari BRMP (Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian) Kalimantan Selatan, Aulia Dina Pramesti, S.P., M.Sc. tentang pengendalian OPT yang berkonsep ramah lingkungan memfokuskan pada pemanfaatan teknologi, teknik, dan perlakuan yang efisien dan berkelanjutan. Sinergi antara petani, penyuluh, dan penerapan teknologi (seperti Pengendalian Hayati, Kultur Teknis/Budidaya, dan Digital) menjadi kunci utama keberhasilan untuk menjaga produktivitas padi sekaligus melestarikan lingkungan sawah. Dukungan pemerintah melalui kebijakan akan berperan penting dalam membatasi penyebaran OPT.
Rekomendasi yang disampaikan dalam diskusi yang dipimpin langsung oleh Kepala Stasiun Klimatologi Kalimantan Selatan, Klaus Johannes Apoh Damanik, M.P. yaitu kegiatan SLI agar dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Selain pakar, petani milenial dapat diundang sebagai narasumber untuk berbagi pengalaman. Narasumber akan datang dapat dari Dinas PUPR dan Balai Wilayah Sungai (BWS). Kolaborasi BMKG dengan Dinas Pertanian dan Balai Perlindungan Tanaman di daerah harus terus dijalin. SLI berikutnya, lebih ditambah jumlah pesertanya. Semakin banyak peserta yang ikut, semakin luas pula pengetahuan tentang iklim ini tersebar.
Harapan Kepala BPTPH Kalimantan Selatan, Lestari Fatria Wahyuni, S.Pi., M.S. BMKG pada kegiatan lainnya dapat sebagai mitra, turut menyampaikan informasi cuaca dan iklim dalam Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT). POPT didorong untuk lebih sering mengunggah kegiatan mereka di media sosial. Tujuannya agar pengetahuan tentang OPT dan cara pengendaliannya bisa lebih cepat tersebar ke masyarakat luas.




![]()








